Sabtu, 28 November 2015

PENGENDALIAN ANTRAKOSA CABAI YANG MENJENGKELKAN

Cabai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Cabai termasuk tanaman keluarga Solanaceae (terong-terongan). Cabai memiliki banyak kegunaan yaitu sebagai bumbu dapur selain itu cabai mengandung zat capsaicin yang terasa pedas, zat ini berguna sebagai anti kanker dan sekarang sedang diteliti oleh para ilmuwan.
Antraknosa disebabkan oleh jamur Gloesporium piperatumColletotrichum capsici danColletotrichum gloeosporioides. Antaknosa ini memiliki sebutan yang berbeda di kebanyakan negara yaitu penyakit ‘busuk matang’ (Colletotrichum capsici), penyakit ‘antrakosa’ (Gloesporium piperatum) dan (Colletotrichum glesporioides). Jamur C. gloeosporioides ini termasuk jamur polifag (dapat menyerang lebih dari satu jenis tanaman salah satunya adalah cabai).
Gejala yang ditimbulkan pada antrakosa (Gloesporium piperatum) yaitu mula-mula terdapat bintik hitam, kemudian meluas dan melebar. Jamur ini dapat meyerang buah yang masih hijau serta dapat bertahan pada buah dan biji yang sakit.
Gejala yang ditimbulkan oleh jamur C. capsici yaitu berawal dari luka selanjutnya menjadi busuk lunak. Serangan yang berat dapat menyebabkan tanaman mengering seperti jerami. Jamur ini juga dapat menyerang batang dan daun tetapi tidak menimbulkan masalah yag berarti tetapi dari sinilah awal terjadinya penyakit.
Umumnya jamur akan sangat berkembang dengan baik pada kelembaban yang tinggi dan tanaman retan terhadap jamur ini.
Berbicara tetang pengendalian cara apakah yang paling cocok mengendalikan jamur jenis ini?
Pencegahan lebih baik daripada mengobati ini adalah kata yag sering terdengar. Pencegahan dilakukan dari mulai persiapan lahan, benih, pegolahan tanah, persemaian, penanaman, pemupukan, panen dan pascapanen harus dilakukan secara benar.
1. Persiapan lahan
Pemilihan lahan yang bersih dari patogen jenis ini yaitu dengan melihat sejarah lahan, hama dan penyakit tanaman (HPT) cabai sering kali sama dengan tanaman lain yang umumya karena masih kerabat dekat tanaman tersebut. Apabila terdapat gulma dapat disemprot dengan herbisida dengan bahan aktif isopropil amina glifosfat.
2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan ini yaitu dengan membuat drainase yang baik. Jika lahan pada lereng maka bedeng harus sejajar dengan lereng ini dimaksudkan agar air hujan yang turun langsung turun.
3. Persemaian
Cabai yang disemai sebaiknya menggukan benih yang bersertifikat agar terjaimin kualitasnya dari hpt dan dari sisi agronomi menguntugkan. Secara umum benih sehat yang terkena antraknosa dan tidak terlihat sama.
Benih Sakit
 Benih Sakit
Benih Sehat
4. Penyiangan
penyiangan dimaksudkan mencegah penyebaran yang lebih luas dari jamur ini. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dimusnahkan dengan cara membakarnya.
5. Pemupukan
Pemupukan yang berimbangan dapat menjadikan tanaman resisten terhadap HPT.
6. Panen
Pemanenan dilakukan pada siang hari dimaksudkan agar tanaman tidak lembab akibat embun selain itu pemanenan harus dengan cara pemilihan cabai dengan memisahkan tanaman yang berkualitas bagus dan yang terserang penyakit. agar menghindari perluasan penyakit.
7. Pascapanen
Setelah melalui pemanenan cabai yang telah dipetih dimasuka kedalam kantong-kantong berukuran kecil agar taman tidak rusak dalam pengangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar